RS Masmitra Jatimakmur Bekasi
Tengah malam..
Sambil menunggu jam 4 pagi, dimana nasib istriku selanjutnya dimulai dari sini…
Di deretan bangku tunggu rumah sakit ini aku mencoba berbaring. Merasakan dinginnya sandaran bangku logam di sekujur tubuhku. Mencoba memejamkan mata dan menyerahkan jiwaku kepada malam. Mencoba tenang. Menenangkan diri. Menyelami sepi. Sendiri.
Malam ini…
Kumohon, segeralah berakhir!
Karena aku sudah lelah: Perjuangan hidupmati, sugesti menahan rasa sakit, pertentangan hati, kekuatiran mendalam, terbeloknya takdir…
Tuhan, ini ku kembalikan..
Ku kembalikan semua rencana yang kupesan dan ku buat untuk episode ini,
semuanya ku kembalikan lagi padaMu…
Aku sangat lelah. Lelah menahan kuasaMu ini. Dan setelah deretan peristiwa yang ku lalui dalam episode ini, aku hanya berharap serpihan2 ceritanya masih bisa diingat untuk diceritakan kembali kepada anakku nantinya:
Nak…., Dimulai dari minggu pagi lalu,
Setelah kedua kalinya Bunda ‘dipulangkan’ oleh pihak RumahBersalin, Ayah jadi lebih berhati2 mengindikasikan saat melahirkannya Bunda. Ayah sendiri ga bisa memaksakan diri menentang tindakan Rumahbersalin ini. Memang benar, daripada Bunda stress kalo dititipkan di sana karena memang belum waktunya melahirkan, mending pulang lagi.
Tapi malamnya,
Setelah seharian tangan ini menahan cengkeraman Bunda akibat ledakan rasa sakit kontraksi di perutnya. Ayah nyerah. Jam 22, ditemani Mbah, Tante Atik, dan Om Tata; Ayah bawa lagi Bunda ke Rumahbersalin.
Hasil observasi kali ini: sudah ada pembukaan 3!
Alhamdulillah,
Berarti memang sudah waktu tiba.
So, malam ini juga kami menginap di Rumahbersalin sambil menunggu kabar kelanjutannya. Fyi, seandainya pembukaan berikutnya lancar, maka senin pagi itu bayi kami bisa lahir normal.
Unfortunately,
Setelah seharian menahan kontraksi, tidak ada tanda2 kemajuan untuk tahap pembukaan berikutnya. Cemas. Bunda mulai lemas, kehabisan tenaga.
Dan Bunda mulai berhalusinasi dengan alam bawah sadarnya!
Opsi dokter hanya dua: 1. Langsung Cesar sore ini juga,2. Tunggu dr. Bambang besok untuk observasi mendalam kalo mau lahir normal. Kami pilih opsi 2. Karna Bunda yakin masih bisa menahan kontraksi2 berikutnya!
Jam 21.30.
Setelah sekian lama menunggu, sepertinya tidak ada perkembangan sama sekali. Dan Ayah pasrah ga bisa lagi mensugesti Bunda. Rasa sakit itu semakin menjadi. Obat, doa, dan sugesti tidak ada gunanya!
Malam itu juga, Bunda mendadak minta dicesar saja! “Selamatkan bayinya!”, Begitu pekiknya!
Panik.
Kami segera berkemas untuk membawa Bunda ke rumah sakit rujukan untuk cesar. Dengan diangkut kendaraan rumahbersalin, kami menuju UGD RS. Masmitra.
22.30.
Setibanya di RS. Mlasmitra Ayah menandatangani beberapa dokumen yang Ayah sendiri belum sempat membaca seluruh isinya. Yang Ayah tau: Keputusan Ayah malam ini sangat penting!
Alhamdulillah, beberapa saat kemudian, AbahAnom, Ninda, Uje, dan Tulang datang ke RS Masmitra juga. Paling tidak Ayah ada yang mendampingi di tengah kegalauan ini.
Jam 22.50. Akhirnya Bunda masuk ruang operasi.
Sayangnya Ayah ga bisa mendampingi, karna selama waktu persiapan operasi tadi, Ayah sempatkan diri untuk sholat isya yg hampir terlewatkan. Sebagai gantinya, AbahAnom yg mendampingi dan berhasil mengabadikan moment ini:
Sepanjang operasi cesar yg hanya 10 menit, Ayah hanya menunggu dan berdoa. Jam 23.30 kami semua sudah bisa melihat janin merah yang dikeluarkan dari rahim Bunda.
Subhanallah!
Kaki-kaki kecil itu sangat lembut bergerak. Mata indahnya terbuka sempurna. Panjangnya 54cm, beratnya 3,3 kg. Rambutnya begitu hitam lebat. Kepala kecilnya bundar sempurna.
Inikah anak laki2 Ayah?
Tapi layang pikiran Ayah langsung tertuju pada dimana Bunda? Ga ada Bunda di sekitar bayi mungil ini?
Oops, ternyata Bunda masih dalam perawatan post operasi. Ayah baru bisa melihatnya setengah jam kemudian. Tentunya dengan kondisi masih lemah dan mati rasa karna pengaruh anaestesinya masih ada.
God, Ayah bersyukur Bunda baik2 saja. Dua lipat sakit yang dideritanya sepanjang malam ini adalah buah pembelaannya demi sebuah kehidupan baru.
Alhamdulillah…
Ayah akan menemaninya. Ayah akan terjaga untuknya sepanjang malam ini. Sekalipun Abah Anom dan yang lain akan pulang malam ini juga. Ayah akan tetap disamping Bunda.
Menunggu perkembangannya menuju empat jam lagi, untuk tahu status post operasi ini cukup aman baginya. Bagi kehidupannya selanjutnya.