Archive for Curhat

Detik-Detik Menjadi Ayah: Part 2

RS Masmitra Jatimakmur Bekasi

Tengah malam..

Sambil menunggu jam 4 pagi, dimana nasib istriku selanjutnya dimulai dari sini…

Di deretan bangku tunggu rumah sakit ini aku mencoba berbaring. Merasakan dinginnya sandaran bangku logam di sekujur tubuhku. Mencoba memejamkan mata dan menyerahkan jiwaku kepada malam. Mencoba tenang. Menenangkan diri. Menyelami sepi. Sendiri.

Malam ini…

Kumohon, segeralah berakhir!

Karena aku sudah lelah: Perjuangan hidupmati, sugesti menahan rasa sakit, pertentangan hati, kekuatiran mendalam, terbeloknya takdir…

Tuhan, ini ku kembalikan..

Ku kembalikan semua rencana yang kupesan dan ku buat untuk episode ini,

semuanya ku kembalikan lagi padaMu…

Aku sangat lelah. Lelah menahan kuasaMu ini. Dan setelah deretan peristiwa yang ku lalui dalam episode ini, aku hanya berharap serpihan2 ceritanya masih bisa diingat untuk diceritakan kembali kepada anakku nantinya:

Nak…., Dimulai dari minggu pagi lalu,

Setelah kedua kalinya Bunda ‘dipulangkan’ oleh pihak RumahBersalin, Ayah jadi lebih berhati2 mengindikasikan saat melahirkannya Bunda. Ayah sendiri ga bisa memaksakan diri menentang tindakan Rumahbersalin ini. Memang benar, daripada Bunda stress kalo dititipkan di sana karena memang belum waktunya melahirkan, mending pulang lagi.

Tapi malamnya,

Setelah seharian tangan ini menahan cengkeraman Bunda akibat ledakan rasa sakit kontraksi di perutnya. Ayah nyerah. Jam 22, ditemani Mbah, Tante Atik, dan Om Tata; Ayah bawa lagi Bunda ke Rumahbersalin.

Hasil observasi kali ini: sudah ada pembukaan 3!

Alhamdulillah,

Berarti memang sudah waktu tiba.

So, malam ini juga kami menginap di Rumahbersalin sambil menunggu kabar kelanjutannya. Fyi, seandainya pembukaan berikutnya lancar, maka senin pagi itu bayi kami bisa lahir normal.

Unfortunately,

Setelah seharian menahan kontraksi, tidak ada tanda2 kemajuan untuk tahap pembukaan berikutnya. Cemas. Bunda mulai lemas, kehabisan tenaga.

Dan Bunda mulai berhalusinasi dengan alam bawah sadarnya!

Opsi dokter hanya dua: 1. Langsung Cesar sore ini juga,2. Tunggu dr. Bambang besok untuk observasi mendalam kalo mau lahir normal. Kami pilih opsi 2. Karna Bunda yakin masih bisa menahan kontraksi2 berikutnya!

Jam 21.30.

Setelah sekian lama menunggu, sepertinya tidak ada perkembangan sama sekali. Dan Ayah pasrah ga bisa lagi mensugesti Bunda. Rasa sakit itu semakin menjadi. Obat, doa, dan sugesti tidak ada gunanya!

Malam itu juga, Bunda mendadak minta dicesar saja! “Selamatkan bayinya!”, Begitu pekiknya!

Panik.

Kami segera berkemas untuk membawa Bunda ke rumah sakit rujukan untuk cesar. Dengan diangkut kendaraan rumahbersalin, kami menuju UGD RS. Masmitra.

22.30.

Setibanya di RS. Mlasmitra Ayah menandatangani beberapa dokumen yang Ayah sendiri belum sempat membaca seluruh isinya. Yang Ayah tau: Keputusan Ayah malam ini sangat penting!

Alhamdulillah, beberapa saat kemudian, AbahAnom, Ninda, Uje, dan Tulang datang ke RS Masmitra juga. Paling tidak Ayah ada yang mendampingi di tengah kegalauan ini.

Jam 22.50. Akhirnya Bunda masuk ruang operasi.

Sayangnya Ayah ga bisa mendampingi, karna selama waktu persiapan operasi tadi, Ayah sempatkan diri untuk sholat isya yg hampir terlewatkan. Sebagai gantinya, AbahAnom yg mendampingi dan berhasil mengabadikan moment ini:


Sepanjang operasi cesar yg hanya 10 menit, Ayah hanya menunggu dan berdoa. Jam 23.30 kami semua sudah bisa melihat janin merah yang dikeluarkan dari rahim Bunda.

Subhanallah!

Kaki-kaki kecil itu sangat lembut bergerak. Mata indahnya terbuka sempurna. Panjangnya 54cm, beratnya 3,3 kg. Rambutnya begitu hitam lebat. Kepala kecilnya bundar sempurna.

Inikah anak laki2 Ayah?

Tapi layang pikiran Ayah langsung tertuju pada dimana Bunda? Ga ada Bunda di sekitar bayi mungil ini?

Oops, ternyata Bunda masih dalam perawatan post operasi. Ayah baru bisa melihatnya setengah jam kemudian. Tentunya dengan kondisi masih lemah dan mati rasa karna pengaruh anaestesinya masih ada.

God, Ayah bersyukur Bunda baik2 saja. Dua lipat sakit yang dideritanya sepanjang malam ini adalah buah pembelaannya demi sebuah kehidupan baru.

Alhamdulillah…

Ayah akan menemaninya. Ayah akan terjaga untuknya sepanjang malam ini. Sekalipun Abah Anom dan yang lain akan pulang malam ini juga. Ayah akan tetap disamping Bunda.

Menunggu perkembangannya menuju empat jam lagi, untuk tahu status post operasi ini cukup aman baginya. Bagi kehidupannya selanjutnya.

Leave a comment »

Ketika ini Menjadi Lebih Cepat dari yang Diduga!

Jagorawi, 10.20 am,
Maaf kalo lama bgt gw ga posting!
Ini juga daripada gw ngelamun yang iya2, mending mencoba mengingat kembali semua yang terjadi belakangan ini.

Here goes…

Beberapa waktu lalu gw cukup lega dengan kondisi kehamilan istri gw. Semuanya sehat2 saja, janin di dalam rahimnya pun sudah mulai masuk jalan lahir. Tidak lagi sungsang seperti bulan2 sebelumnya. Lega karna peluang untuk melahirkan normal cukup besar. Masih tidak berubah dari awal sebelumnya, tanggal 28 Maret diperkirakan bayi kami lahir, begitu kata dokternya.

Bahagia.

Awal bulan ini waktu gw pun dihabiskan bwt nyari keperluan bayi, survey tempat bersalin alternatif, ngurus asuransi kalo memang dibutuhkan, dan mengabarkan ke semua famili akan datangnya peristiwa penting, yaitu: Persalinan istri gw.

Beruntung bokapnyokap gw bersedia tinggal bareng gw bwt mendampingi saat-saat yang akan kami lalui. Mereka datang Rabu kemaren dari Indramayu, so gw bisa konsen mempersiapkan seminar I judul tesis gw.

Jumatnya gw ke bogor, dengan materi Seminar setengah mateng. Asli! Sebelumnya gw ga punya banyak waktu bwt mempersiapkannya! Tapi gw bs lega meninggalkan istri gw di rumah ditemani bokapnyokap. Prosedur teknis kalo tiba2 ada tanda2 kelahiran putra pertama kami sudah gw sampaikan. Mulai dari mencari taksi, kemana harus istri gw dibawa pergi, dan gimana cara menghubungi gw. Sambil tetap berharap, peluang terjadinya keadaan darurat ini sangat kecil karna masih seminggu lagi dari dugaan.

Di kelas perkuliahan malam, sambil nyimak paparan rencana judul tesis teman2, jemari gw ga pernah lepas dari laptop. Berpura2 memperhatikan presentasi mereka, gw tetap berpikir keras menyusun makalah Seminar gw.

Sehabis kuliah gw pulang ke kosan di Bogor, rencananya malam itu gw begadang lanjutin bikin powerpointnya. Mudah2an keburu kelar sebelum besok sorenya coz jadwal presentasi gw besok Sabtu jam 14.30.

Masih cukup waktu.

Jam 01 pagi istri gw telpon. Rupanya saat darurat itu terjadi juga! Ada flek keluar katanya, dan dini hari itu juga dibantu mertua gw yang dipanggil langsung dari Bekasi (plus bokapnyokap gw tentunya) langsung menuju RumahBersalin Anny Rahardjo tempat istri gw rutin memeriksakan kandungannya.

Blank. Berat. Ga bs konsen dengan kejadian darurat tengah malam itu!

Gimana kalo anak gw bener2 lahir pagi ini. Gimana caranya gw ke PasarRebo nemenin persalinan istri gw? Adakah taksi pagi buta begini di Bogor? Gmn nasip seminar rencana tesis gw? Kekuatiran itu bertumpuk di kepala gw!

Tapi beberapa jam kemudian, gw dikabari kalo istri gw dipulangkan oleh pihak RumahBersalin karna memang belum waktunya. Belum ada pembukaan. Dia dibolehkan kembali kalo memang sudah ada pembukaan. Mungkin butuh beberapa hari lagi menurut observasi mereka.

Alhamdulillah, gw bisa lega. Paling ga presentasi hari ini bisa gw selesain secepatnya. Gw ga mau kelahiran anak pertama gw tanpa kehadiran gw disamping ibunya.

Sekalipun situasi cukup terkendali, istri gw tetep berharap gw sesegera mungkin pulang ke PasarRebo, coz apapun tetap akan bisa terjadi dalam kondisi ini!

Setelah solat subuh, gw ngebut bikin presentasi sampe gw telat kuliah! Jam 09 gw baru masuk ruang kuliah. Gw sih berharap bisa lebih dulu presentasi, kemudian izin pulang mendampingi istri gw di rumah. Kali aja nanti (takutnya) terjadi apa2 lagi. Alhamdulillah… Untungnya teman yg presentasi pagi ini belum datang. Gw akhirnya inisiatif memulai presentasi seminar I tesis gw pada jam pertama dengan dihadiri hanya 6 orang saja!

Dan pagi menjelang siang ini. Di atas Bus Kramatjati yang melesat di sepanjang Jagorawi sejauh 43 km menuju Jakarta, gw terus berdoa. Berdoa semoga gw siap, dan istri gw disiapkan. Agar kami tetap dilindungi atas kegalauan2 hati kami.

Kalaupun ini menjadi lebih cepat… kuharap ini adalah yang terbaik bagi gw, istri gw, dan kelahiran buah hati kami.

Doakan kami!

Leave a comment »

Persiapan Menjadi Seorang Ayah

Guys!

Kabar baik: Ternyata calon anak gw > ternyata cowo!

Ya..ya..ya.. gw seneng banget doa gw terkabul. Gw memang ngarep banget anak pertama gw adalah seorang jagoan. Tau sendiri kan… di jaman kerusakan moral gini menjadi seorang cowo lebih menguntungkan dibandingkan menjadi cewe (hehehe… sori gw bukannya anti kesetaraan gender).

Istri gw sendiri malah ngarepin anak cewe. Katanya kalo anak cewe lebih asyik karena banyak asesori dan pilihan bajunya, kalo cowo… palingan dikasi kaos sama celana jins doang!

Emang bener sih, tapi bwt gw yang penting anak pertama kami adalah cowo, biar bisa jagain adek2nya nanti….^_^!

Video dibawah ini hasil USG pada bulan ke tujuh, USG bulan ini gw ga sempet rekam. Abis isinya sama aja >>> sama aja gw ga ngerti gambarnya! Tapi untung dokternya bisa bilang jenis kelamin anak gw, biarpun gw tetep aja ga ngerti gambarnya.

Oiya, update mengenai gw sekarang adalah:

  1. Libur Tahun Baruan kemaren gw mudik ke Indramayu rame2 bareng istri dan sodara2 yang laen. Selama 2 hari 3 malem qta disana. Karena gw ga tau mesti gimana menjamu tamu2 ini, jadilah moment ini sebagai wisata kuliner, mulai dari nyari sarapan Nasi Lengko, Nasi Jamblang, Sate Biawak, sampe makan beragam hidangan Seafood di pinggiran Laut Indramayu. Dan tentunya bareng keluarga gw yang di Indramayu juga.
  2. Jumat 2 minggu kemaren terjadi mutasi besar2an di kalangan Pejabat Kabupaten Bogor. Bos2 gw juga pada dipindah ke instansi lain. Itu berarti kantor gw pun bakal bener2 dipecah dan bergabung dengan dinas/instansi lain. Dan seminggu kemudian temen2 gw di Bidang Sosial bener2 ‘diusir’ supaya bergabung ke Dinas Tenaga Kerja.
  3. Setelah pembagian harta gono-gini, akhirnya disepakati kalo motor yang gw pake sekarang harus di kembalikan ke BPMKS dan ga boleh dibawa oleh Sosial, jadilah sekarang gw nggak bisa menikmati fasilitas ini. *sigh*
  4. Yang kesian adalah istri gw. Karna motor ga ada, setiap mo kontrol ke Dokter jadinya qta berdua harus jalan kaki ke RumahBersalin yang jaraknya 800m dari rumah. Mana ga ada Becak dan angkutan umum lain ke tempat itu. Gak kebayang gimana kalo pas hari-H melahirkannya sampe. Andalannya cuma Taksi… tapi secepat apa taksi bisa nyampe ke Rumah gw?

OK, gitu aja dulu.

Btw… bantuin gw yuk, nyari nama yang bagus bwt anak gw!

Leave a comment »

UJIAN JUGA NIEH… (Nasib Jadi Mahasiswa!)

Halo Guys!
Hari ini gw baru aja kelar UjianTengahTriwulan gw yang pertama.
Lumayan… bikin cape otak.

Sekalipun asyik ujiannya OpenBook, tapi tetep aja mesti berpikir keras. Hari ini gw cuman ujian 2 mata kuliah: Ekonomi Publik sama Perencanaan Proyek Pembangunan Daerah. Dua mata kuliah lainnya ga pake ujian, yang ada gw harus ngerjain semacem tugas paper gitu.


Hmmm… ternyata susah juga jadi mahasiswa lagi. Apalagi ketika gw sudah berkeluarga kaya begini. Yang ada bawaannya males. Ga sempet deh bwt belajar. Waktu gw ga selonggar kaya sewaktu jadi mahasiswa S1 dulu.

Semalem gw cuma sempet buka2 materi power point yang dikasih dosen di laptop. Cuma dibaca sekali abis itu ditinggal nemenin istri gw tidur. Seginipun gw blm ada baby, hmmm… klo baby gw udh lahir, sempet ga ya… gw mikirin masa depan perkuliahan gw? *sigh*

Daripada pusing2…

Kelar ujian, karena qta pulang siang (biasanya sore), temen2 akhirnya masih pada belum mau ninggalin di kelas. Yup, semua laptop dibuka, karena inilah kesempatan bwt memanfaatkan fasilitas hotspot di Kelas.

Lumayan lah.., kapan lagi bisa rileks sambil menikmati internet kecepatan tinggi sembari menyeruput secangkir kopi krim dari pantry.

Leave a comment »

Puasa Gw… *sigh*

Siang semua,

Ga berasa puasa udh jalan 25 hari. How’s your fast, guys?

Klo puasa gw agak sedikit berantakan niy. Gw bener2 ga bs konsen sama target2 gw di Bulan Romadhon ini. Padahal kalo dipikir2, waktu gw lebih longgar tahun ini daripada tahun kemaren. Secara gw udh bebas dari pekerjaan kantor trus jadwal kuliah gw juga cm sekali seminggu (pas hari saptu doang!). Tapi entah kenapa gw ga pernah serius mengkhatamkan Qur’an seperti biasanya, ibadah gw juga biasa2 aja, trus juga kurang mempersungguh nyari LailatulQodar. *sigh*

Hmmm… Apa feel puasa gw blm nyampe kali ya?

Sesibuk itukah gw sampe2 meninggalkan ladang pahala gw di Bulan Rhomadon kali ini.

Pastinya semenjak kepindahan gw di rumah kontrakan ini, gw banyak menghabiskan waktu bwt menyesuaikan diri. Melengkapi perabotan/keperluan yang kurang, memperbaiki yang rusak, pasang ini itu, bersihin ini itu, ngerjain ini itu, bla… bla.. bla… yang pada akhirnya bikin gw melupakan puasa gw yang seharusnya diisi dengan hal2 baik yang bisa nambah pahala.

*sigh*

Tuhan, maafkan aq….

Mudah2an disisa Romadhon kali ini aq masih sempat memanfaatkannya untuk mewujudkan semua rencana baikq, mendapatkan semua pahalaMu, dan mendapatkan qodar baik dariMu untukq, istriq, dan Calon Anak Soleh/Solehat di dalam rahim istriq.

Amin…

Leave a comment »